MENCARI CINTA Halo kawan, pada postingan kali ini seperti judul blog ini yaitu mencari cinta, tapi btw siapa sih yang sedang mencari...

FINDING LOVE


MENCARI CINTA

Halo kawan, pada postingan kali ini seperti judul blog ini yaitu mencari cinta, tapi btw siapa sih yang sedang mencari cinta? Aku?. Oh tentu tidak haha.. ya walaupun memang jomblo sih, tapi mencari cinta kali ini adalah sebuah judul album dari seorang penyanyi pria di Indonesia yang memang terkenal hingga sekarang. Siapa sih dia???

Pria dengan darah Batak yang mengawali karier setelah menjadi runner up ajang pencarian bakat di televisi, siapa lagi kalau bukan Judika Nalon Abadi Sihontang atau terkenalnya Judika. Lalu kenapa sih memilih album dari judika untuk di review?. Sebenarnya saya sendiri ada dua opsi pilihan album yaitu album “X” milik Agnez Mo dan juga album BlackPink yang saya sendiri tidak tahu judulnya tapi yang jelas keseluruhannya berwarna pink haha. Tetapi karena keseluruhan lagunya berbahasa asing jadi ada kendala tersendiri pastinya dan untuk album BlackPink sendiri sebenarnya kepunyaan teman kosku yang kupinjam hanya untuk kepentingan instastory semata hahaha. Tapi pada akhirnya memutuskan untuk memilih album ini saja karena ya memang akhir-akhir ini lagi sering dengerin lagunya abang Judika hehe.

Well balik lagi ke topik pembahasan. Jadi album “Mencari Cinta” ini rilis pada tahun 2013 dimana didalamnya terdapat 14 judul lagu. Lalu apa saja sih judulnya dan kira-kira apa pesan yang ingin disampaikan dari lagu-lagu tersebut dan lagu manakah yang paling saya sukai. Baiklah langsung saja dari lagu yang pertama : 
  1. Aku Yang Tersakiti – sesuai liriknya “oh tuhan tolonglah aku hapuskan rasa cintaku akupun ingin bahagia walau tak bersama dia” jelas lagu ini bercerita untuk melupakan seseorang yang telah menyakitinya setelah orang tersebut memilih orang lain dan memilih untuk memutuskan hubungan asmaranya.
  2. Setengah Hati Merindu – lagu ini bercerita tentang kerinduan dan penantian terus menerus terhadap seseorang walapun mungkin orang tersebut bukan takdir ataupun jodohnya.
  3. Sampai Akhir ­– Lagu ini merupakan duet Judika dengan sang istri Duma, lagu ini bercerita tentang kesetiaan hingga akhir hidup, selama masih bernaoas, jantung masih berdetak tidak akan pernah mendua kelain hati. Uhh cocuitnya…😍😍
  4. Mama Papa Larang – lagu ini merupakan penggambaran perjuangan cinta seorang Judika terhadap sang istri yang pada saat itu harus terganjal oleh restu orang tua dari sang istri sebelum akhirnya mendapatkan restu dan akhirnya menikah.
  5. Ku Tak Mampu – lagu ini bercerita untuk melupakan seseorang yang dicintainya namun apalah daya tetap saja tidak bisa. Sesuai dengan liriknya “Biarkan kucoba untuk melupakanmu walapun ku tak mampu”.
  6. Kau Masih Milikku – lagu ini bercerita tentang apapun keadaannya dan bagaimanapun situasi hati tetap kamu masih utuh milikku dan tidak boleh ada orang lain yang memilikimu.
  7. Bukan Dia Tapi Aku – lagu ini bercerita untuk melupakan seseorang karena merasa ini adalah hal yang paling terbaik walapun besar cintanya lebih dari besarnya cinta orang lain yang sedang mencintai dirinya juga. Namun apapun itu biarlah diri sendiri saja yang mengetahui dan merasakan.
  8. Tercipta untukku – lagu ini bercerita tentang seseorang yang telah ditakdirkan untuk menjadi milik seseorang untuk selamanya. Sesuai liriknya “jangan pernah kau berpaling dariku karena kau tercipta untukku”.
  9. Cinta Satukan Kita – lagu yang satu ini menceritakan agar selalu bersyukur dalam keadaan apapun karena masih banyak orang-orang yang menyayangi kita, cintalah yang menyatukan hubungan kita semua.
  10. Magnet – lagu ini bercerita tentang seseorang yang diibaratkan seperti sebuah magnet yang dapat menarik perhatiannya.
  11. Bukan Rayuan Gombal – lagu yang satu ini bercerita bahwa tiada lagi orang lain selain dirimu yang ada dihatiku.
  12. Tiada Lagi – lagu ini bercerita tentang sudah tak ada lagi harapan, impian dari sebuah hubungan, semua rasa kecewa, sedih menjadi satu.
  13. Bahagia Dengan Memberi – lagu ini bercerita tentang dunia yang kekurangan cinta dan kasih sayang maka dari itu diharapkan dapat membahagian terhadap sesama walaupun hanya mampu sebatas memberi senyuman. Bantulah mereka yang sedang membutuhkan bantuan.
  14. Takut liriknya “takut takut ku tak berani lagi jumpa dia untuk bercinta. Takut takut tunggu tunggu ya sayang, lima tahun lagi kau datang padaku”. Kira-kira maksudnya apa ya guys haha. 😂

Well itulah keempat belas judul lagu dan juga cerita-cerita lagunya yang dapat saya simpulkan dengan sedikit ke sok tahuan saya haha. Lalu dari keempat belas lagu tersebut mana sih lagu yang bisa dikatakan paling disukai?.  Kalau saya sendiri ada beberapa judul lagu di album ini yang saya sukai dan saya rasa orang lainpun banyak yang menyukai karena memang  lagu-lagu tersebut sudah hits sejak lama hingga sekarang.

Baiklah, lagu yang paling saya suka di album ini adalah lagu Sampai Akhir karena dari lirik lagunya pun “Selama napasku masih berdesah, dan jantungku terus memanggil indah namaku, takkan pernah hati ini mendua, sampai akhir hidup ini”. Simple namun mengajarkan arti untuk terus tetap setia dan tak akan mendua sampai kapanpun.

Demikianlah review album Mencari Cinta milik abang Judika, So guys lagu mana nih yang kalian suka dari sema lagunya abang Judika?.


-Salam Bucin-

😘RSU😘

6 komentar:

JAM MALAM KAMPUS Mulai tanggal 1 April 2019 lalu jam malam kampus di Universitas Tidar mulai diberlakukan. Hal ini sesuai dengan Surat...

JAM MALAM KAMPUS


JAM MALAM KAMPUS

Mulai tanggal 1 April 2019 lalu jam malam kampus di Universitas Tidar mulai diberlakukan. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Rektor Universitas Tidar Nomor 58/UN57/HK.02/2019 yang diedarkan oleh cleaning service kampus pada tanggal 25 Maret 2019. Terdapat 4 poin isi dari surat edaran tersebut sesuai dengan hasil rapat rektor pada tanggal 20 Maret yang isinya adalah :

Poin pertama berisi “Semua unit kerja dan ormawa untuk senantiasa menjaga kebersihan di lingkungan kerjanya.”
Poin dua berisi “Untuk kegiatan kurikuler dan non kurikuler dilingkungan kampus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku mulai dari jam 07.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB.”
Poin ketiga berisi “Kepada seluruh komponen baik pegawai maupun mahasiswa dilarang untuk menginap di kampus.”
Poin keempat berisi “Dilarang membawa barang-barang yang tidak sesuai dengan kegiatan kemahasiswaan.”

Ada hal yang menarik setelah beredarnya surat keputusan rektor tersebut, bukannya mendapatkan persetujuan dan segera dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terkait melainkan mendapat banyak sekali penolakan dari mahasiswa itu sendiri dan terlebih lagi dari pihak Keluarga Mahasiswa (KM), Organisasi Mahasiswa (Ormawa) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Kebanyakan dari mereka kecewa karena pada saat penyusunan aturan tersebut tak ada satupun pihak mahasiswa yang dilibatkan dan ada juga yang mengatakan aturan dibuat karena dipaksakan dan menganggp rektor bertindak otoriter.

Pihak-pihak terkait diatas menolak poin nomor dua dan tiga yang dirasa akan membatasi ruang gerak dan produktivitas dari KM, Ormawa dan juga UKM. Melalui fitur stories di media sosial dan juga whatsapp, banyak mahasiswa yang berbondong bondong menanggapi fenomena ini terlebih lagi dengan perkataan dari pihak Wakil Rektor 2 yang pada intinya mengatakan bahwa tugas mahasiswa ya belajar, jika ingin fokus pada kegiatan seni lebih baik pindah institusi, serta “kalau hanya sekadar rapat, kan bisa di cafe seperti anak saya”. Melihat hal tersebut, banyak mahasiswa yang menanggapinya dari mulai yang hanya untuk guyon sampai respon yang serius.

Melihat fenomena tersebut diatas, saya sendiri sebagai mahasiswa yang biasa-biasa saja di kampus ini sebenarnya setuju saja dengan diberlakukannya jam malan ataupun sesuai dengan isi poin no 2 dan 3 tetapi dengan catatan batasan jam malam janganlah jam 21.00 WIB. Akan lebih baik jika jam malam berlaku mulai dari jam 00.00 WIB atau paling lambat 00.30 WIB, saya rasa ini akan menjadi lebih efektif mengingat jam perkuliahanpun hingga malam jadi kalaupun ada rapat dan masih harus menunggu anggota yang lain masih bisa dilaksanakan dan tidak terburu buru waktu jika jam malam itu diundur.

Dan saya rasa memang kebanyakan dari KM, Ormawa dan UKM terkhusus untuk UKM memang lebih sering melakukan kegiatan latihan pada malam hari seperti PSM GST dan juga Bengkel Seni pada saat akan ada event yang akan mereka ikuti dan saya sendiripun beberapa kali pernah melihatnya langsung. Saya rasa mereka melakukan kegiatan latihan dimalam hari karena disaat itulah memang kemungkinan semua anggota yang terlibat dapat berkumpul dan mengikuti latihan, jadi wajar saja jika tiba-tiba jam malam tersebut diberlakukan memang akan membatasi ruang mereka.

Salah satu cara lain untuk berlakunya jam malam tersebut adalah peningkatan fasilitas sarana dan prasarana, mengingat Universitas Tidar sendiri sudah bukan lagi universitas swasta seperti dulu. Melihat perkuliahan yang dilakukan hingga malam hari memang salah satunya dikarenakan keterbatasan ruang sehingga antar prodi atau fakultas pun harus bergantian. Bahkan karena hal inilah saya sendiri sudah tidak asing dengan kata-kata “Prodi kamu kan numpang di fakultas saya”.

Ya, memang tahun ini Universitas Tidar memasuki tahun ke lima sebagai universitas negeri dan memang bisa dibilang masih proses penyesuaian untuk lebih baik, namun untuk masalah penambahan sarana ruang perkuliahan saya sendiri sampai saat ini belum lagi mendengar kabar akan ditambahnya ruangan atau pembangunan gedung baru, walapun sudah setengah jalan saya kuliah disini dan dulu saat pertama masuk sudah ada presentasi tentang gedung baru serta dilakukan survey untuk gedung rektorat, tapi sampai sekarang ini masih nihil informasi kelanjutannya.

Satu hal lagi yang cukup menarik untuk dibahas adalah tentang WR 2 yang mengatakan “kalau hanya sekadar rapat kan bisa di cafe seperti anak saya.” Saya rasa kalau jam perkuliahan masih sampai malam hari akan sama jadinya seperti berlakunya jam malam kampus mengingat walapun Magelang itu Kota namun termasuk kota yang kecil. Saya sendiri merasakan memang disini jumlah cafe tidak terlalu banyak dan jam bukanya pun rata-rata pukul 22.00 maksimal pukul 23.00 tidak ada yang 24 jam lalu kalau begitu walapun sudah di cafe atau diarea luar kampus tetap saja dibatasi oleh waktu. Tidak jauh beda dengan berlakunya jam malam dikampus.

Siang tadi, 4 April 2019 telah dilaksanakan sidang senat terbuka dies natalis Universitas Tidar namun ada pemandangan yang menarik diluar kampus dimana terdapat sebuah banner yang berisis permintaan pencabutan peraturan jam malam kampus itu, namun tidak lama setelah bereda di media whatsapp, banner diturunkan dari pihak kampus. Banner itu juga terdapat tulisan dari “Kamum Kafe” dan “Kaum Minoritas” dimana mahasiswa dianggap sebagai kaum minoritas oleh WR 2 dan kaum kafe yang dimana kebanyakan mahasiswa tidak punya uang untuk nongkrong di kafe. “buat makan aja masih mikir-mikir, apalagi buat nongkrong di kafe. Butuh berapa duit yang harus dikeluarkan setiap hari.?”. begitu kata mahasiswa bidikmisi yang tergabung kedalam KM, Ormawa ataupun UKM.

Kesimpulannya saya pribadi masih kurang setuju dengan berlakunya jam malam terlebih jam 21.00, biarpun saya sendiri tidak tergabung di KM, Ormawa ataupun UKM tetapi sempat melihat foto dengan tulisan “Terkunci dirumah sendiri” dimana banyak mahasiswa yang tidak diperbolehkan masuk dan menunggu di pintu gerbang kampus. Saya merasa hal tersebut tidak etis karena terkesan memaksa mahasiswa untuk pulang dan tidak diperbolehkan berada di kampus.

*Pic : LPM MATA, Whatsapp

-RSU-

7 komentar: