SAYA HIDUP UNTUK BERKARYA SENI Oleh : Rahmiko Setyo Utomo Dari rumah kecil berwarna ungu violet, isi rumah Arum Sari bagai kap...


SAYA HIDUP UNTUK BERKARYA SENI

Oleh : Rahmiko Setyo Utomo

Dari rumah kecil berwarna ungu violet, isi rumah Arum Sari bagai kapal pecah, namun  indah untuk dilihat. Piala berdiri kokoh disetiap sudut rumah, sertifikat berhamburan dan tertempel memenuhi dinding, lantai dan lemari. Lebih dari setengah hidupnya ia dedikasikan untuk membuat karya seni.

Di rumah ungu kecil bernomor pagar 20 itu, Sri Rumsari Listyorini atau akrab dipanggil Arum Sari tinggal bersama anak dan asisten rumah tangganya setelah ditinggalkan suaminya untuk selamanya. Di iringi sinar matahari panas yang menyorot ke rumahnya beliau bercerita akan kecintaanya terhadap seni dan perjalanan hidupnya untuk seni. Lulus dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada tahun 1987 dengan mengambil konsentrasi komposisi tari. Namun seiring berjalannya waktu beliau secara inisiatif mengembangkan lagi seni yang telah dipelajari kearah yang modern.
Arum Sari dan beberapa penghargaannya
Lebih dari setengah hidupnya sudah didedikasikan untuk membuat karya seni. Selepas kelulusannya dari bangku kuliah beliau berinisiatif untuk membuka sanggar tari yang hingga saat ini sudah ada di beberapa wilayah seperti di Yogyakarta, Wonosobo, Banjarnegara, Purwokerto dan juga Magelang. Sanggar tersebut awalnya hanya untuk tari tradiisional saja, namun karena banyaknya permintaan dari anak-anak murid yang meminta untuk membuka kelas dance atau tari modern maka dibukalah kelas tari modern tersebut. Walaupun namanya tari modern tapi di setiap penampilan tetap disisipi tarian yang berbau tradisional.  Selain itu, ia juga membuka kelas untuk tata rias, busana dan juga model yang secara basicly sudah dipelajari saat di bangku perkuliahan.
Beliau juga bercerita, ia sangat bersyukur karena berkat seni tari ia memiliki pengalaman yang sangat luar biasa banyaknya dan tak akan pernah terlupakan. Berkat seni tari ia bisa berkeliling hampir ke seluruh Indonesia untuk pementasan hanya saja belum pernah ke Aceh dan juga Papua. Selain itu dengan menari, pada tahun 1995 beliau bisa menginjakan kaki ke luar negeri tepatnya di Negara Jerman selama satu bulan dalam rangka misi kesenian Pemerintah Daerah Jawa Tengah dan  beliau berkesempatan untuk berkeliling di beberapa kota besar disana. Saat masih di bangku kuliah juga beliau berkesempatan untuk menunjukkan bakat tarinya di Istana Merdeka Jakarta yang disaksikan langsung oleh presiden dan juga pejabat-pejabat penting lainnya.
Untuk penghargaan tak perlu diragukan lagi, ratusan piala dan sertifikat serta penghargaan lainnya sudah didapatkan. Di kediamnnya, ketika pertama kali pintu rumah dibuka maka pemandangan pertama yang akan terlihat adalah banyaknya barang-barang yang berserakan dan memenuhi sudut rumah seperti rumah yang baru terkena gempa bumi. Dinding rumah sudah hampir tak terlihat karena dipenuhi dengan setifikat dan penghargaan yang dikemas dalam frame foto dengan berbagai ukuran. Belum lagi tumpukkan sertifikat di beberapa sudut rumah yang terlihat seperti tumpukkan kertas hasil fotokopi yang siap dijual di tukang loakan kapan saja. Tak kalah menarik perhatian saat memasuki rumah beliau adalah beberapa lemari kaca yang berisi piala-piala yang sangat banyak. Terdapat juga beberapa piala yang super besar yang tingginya tiga seperempat dengan atap rumah beliau. Namun dari banyaknya penghargaan yang beliau dapatkan, hanya ada beberapa yang membuatnya berasa sangat berkesan seperti penghargaan sebagai penari terbaik Jawa Tengah, penghargaan dari Ramayana Prambanan, penghargaan dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah serta penghargaan yang paling berkesan adalah langsung dari Menteri Pariwisata sebagai pelestari budaya.
Saya Hidup Untuk Berkarya
Saat ditanyai apa moto hidup dari seorang Arum Sari, beliau dengan santainya menjawab, “Saya mah hidup mengalir seperti air saja mas, maksudnya mungkin karena dari kecil sudah ada darah seni dari mbah saya jadi sampai sekarang ini saya ingin hidup untuk berkarya seni, ingin terus berkarya dan bagaimana cara saya melestarikan seni budaya dengan caraku sendiri. Yang penting jangan pernah lelah buat belajar”. Selain itu juga ia bercerita kalau dalam berseni harus ada yang dikorbankan, dan ia merasa menjadi korban untuk anak-anak disanggar yang telah ia dirikan. Kebahagiaan dapat beliau rasakan ketika karya seninya diapresiasi oleh orang lain atau saat melihat anak didiknya sanggarnya tampil membawakan karya seni yang telah ia buat maka rasa lelah saat membut karya tersebut dapat terbayarkan. Terakhir beliau juga menambahkan sudah membuat karya seni tari yang penampilanya hanya satu tahun sekali di Magelang ini. Tarian itu diantaranya Tari Gethuk, Tari Bedoyo dan juga Tari Mantyasih yang biasanya dibawakan pada rangkaian momen ulang tahun Kota Magelang.



BURUH MEDIA Pada bab ini membahas bagaimana kondisi kerja jurnalis berubah dala...


BURUH MEDIA


Pada bab ini membahas bagaimana kondisi kerja jurnalis berubah dalam konteks digitalisasi dan komersialisasi media yang sedang berlangsung. Dan berikut ini adalah gambaran-gambaran yang bisa dikatakan gambaran suram atau sisi gelap dari bekerja di bidang media sekarang ini.

1.     Pekerjaan yang Tidak Lazin dan Tidak Pasti
Berdasarkan survey global di 38 negara yang dilakukan oleh Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) terdapat pertumbuhan hubungan pekerjaan yang tidak lazim di industri media seperti tingkat pekerjaan, tingkat gaji rata-rata dan kontrak non standar menjadi temuan dalam penelitian ini. Pekerjaan tak lazim disini mengacu kepada jenis pekerjaan yang tidak tetap atau full time.

2.     Freelance Work
Freelance dipilih karena dimotivasi oleh keinginan untuk mengalami lebih banyak kebebasan dan otonomi dalam kehidupan profesional mereka sehingga hal inilah yang meningkatkan keinginan untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keseimbangan pekerjaan dan kehidupan mereka.

3.     Kontrak Sementara dan Kerja Paruh Waktu
Banyak persepsi yang mengatakan jika bekerja di industri media diawali dengan magang yang tidak dibayar, gaji yang dibayar rendah serta kontrak sementara dan hal ini menunjukkan bahwa kerja kontrak dan paruh waktu menjadi hal yang langka dalam industri medida terutama bagi partisipan muda atau pemula. Namun sebenarnya masih banyak pekerja media yang bekerja dengan kontrak yang pemanen serta stabilisasi yang tinggi.

4.     Fleksibel dan Multi Skill
Fleksibel dalam dunia jurnalis terjadi karena upaya manajerial untuk memperluas kendali terhadap pekerja, serta fleksibilitas juga mengarah pada fungsional yang tinggi dengan banyak keahlian atau mampu melakukan baya tugas. Sedangkan multi sklill disini mengarah kepada keterampilan teknis yang terkait jurnalisme multimedia.

5.     Jurnalisme Multimedia
Terlepas di masa depan apakah jurnalis akan bekerja pada media cetak, siaran atau online, perusahaan media mulai membuat konvergensi media dengan tujuan nantinya jurnalis dapat menghasilkan konten baik untuk atau di berbagai platform. Namun perlu diingat bahwa bahwa jurnalisme lebih berfokus pada satu media, namun karena kemajuan teknologi mengharuskan seorang jurnalis untuk siap memproduksi konten di berbagai platform.

6.     Perluasan Pekerjaan
Kelangsungan hidup dalam industri berita tidak hanya akan bergantung pada keterampilan profesional dan teknologi jurnalis individu, tetapi juga pada kapasitasnya untuk menangani konsekuensi dari permintaan manajemen ruang berita untuk “fleksibilitas fungsional.” Perluasan pekerjaan disini berkaitan dengan pembuatan dan pengeditan konten khusus untuk web. Mereka termasuk meliput berita untuk situs web, menulis blog, menangkap audio dan video, membuat podcast, berpartisipasi dalam sesi live chat, dan mengambil foto.

7.     Beban Kerja Meningkat
Multi skill dan perluasan pekerjaan menjadikan beban kerja bagi para jurnalis sehingga mereka menghawatirkan tentang tekanan waktu dan beban kerja yang meningkat. Penggunaan teknologi yang dimaksudkan untuk lebih efisiensi tetapi nyatanya digunakan oleh pihak manajemen pengurangan biaya dan memaksimalkan produktivitas yang mengarah pada peningkatan beban kerja.

Berikut diatas adalah sedikit gambaran tentang sisi gelap bekerja di bidang media. Terkadang seseorang yang bekerja sebagai jurnalis atau wartawan dipandang sebelah mata, gaji yang tidak seberapa yang diterima, belum lagi terkadang mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari beberapa pihak saat wartawan tersebut sedang melakukan liputan tidak jarang pemukulan ataupun intimidasi dilakukan kepada mereka. Belum lagi di era teknologi sekarang yang sedang dikembangkan jurnalisme robot yang apakah nantinya dapat menggantikan para wartawan ini, namun saya rasa tidak akan justru seharusnya dengan adanya teknologi itu dapat mempermudah jurnalis agar terhindar dari tugas kerja yang menumpuk agar seorang jurnalis dapat merasakan kehidupan dan pekerjaan yang aman dan layak.

-RSU-

JURNALISME ROBOT Jurnalisme Robot atau Robot Journalism merupakan bentuk dari computer-assisted reporting yaitu proses penggunaan r...


JURNALISME ROBOT


Jurnalisme Robot atau Robot Journalism merupakan bentuk dari computer-assisted reporting yaitu proses penggunaan riset database online yang digunakan untuk melengkapi metode pemberitaan yang masih tradisional. Robot yang dimaksud disini bukanlah robot yang berbentuk fisik yang dirangkai sedemikian rupa melainkan robot disini adalah kecerdasan buatan yang dibuat guna mengumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan dalam penulisan berita.
Dengan munculnya jurnalisme ini terlebih di Indonesia menimbulkan beberapa pertanyaan seperti : Dengan adanya jurnalisme robot ini, apakah peran manusia sebagai seorang jurnalis atau wartawan atau pewarta akan tergantikan?, lalu dengan adanya jurnalisme robot ini akan masih memunculkan kesalahan dalam berita?. Nah, di blog  kali ini akan ada opini tentang kedua pertanyaan tersebut tadi.
Pembahasan

1.   Dengan adanya jurnalisme robot ini, apakah peran manusia sebagai jurnalis atau reporter atau pewarta akan tergantikan?
Untuk saat ini saya rasa peran manusia sebagai jurnalis atau reporter atau pewarta belum akan tergantikan oleh robot ini, mengingat teknologi ini masih sangat jarang digunakan di Indonesia, walaupun sudah ada yang mulai menerapka sebagai contoh media beritagar namun yang pastinya itu masih memiliki banyak kekurangan dan masih banyak lagi hal-hal yang harus dikembangkan seperti contoh bahasanya yang masih terlalu kaku sehingga hasilnya pasti jelas berbeda dengan yang dihasilkan oleh manusia. Mengutip dari situs remotivi, petinggi beritagar mengtakan untuk pertanyaan ini justru dengan adanya jurnalisme robot ini maka seorang jurnalis atau reporter akan sangat terbantu karena waktu yang biasanya tersita  untuk mengerjakan hal yang bersifat klerikal dapat digunakan untuk mengerjakan hal lain seperti laporan investigasi atau sesuatu yang mendalam. Selain itu, jurnalis sekaligus editor beritagar Muammar Fikrie mengatakan :

Dia (robotorial) memudahkan kerja kami, kalau yang sudah punya pattern buat apa harus dikerjakan sama kita (wartawan) lagi. (teknologi) robot itu membaca pattern, hal-hal yang sudah pasti, sifatnya statistic, itu yang akan dia taruh.

Perlu diingat juga seorang jurnalis terkadang diberikan tugas untuk mencari 10 berita atau lebih oleh atasannya, tentu ini akan sedikit membantu para jurnalis. Namun bisa saja puluhan tahun yang akan datang tugas seorang jurnalis akan semakin sedikit dengan pengenmbangan jurnalisme robot ini mengingat perusahaan bisa saja memikirkan tentang biaya yang hemat karena dengan adanya jurnalisme robot ini biaya yang dikeluarkan hanya untuk pengembangan dan juga pemeliharaan dibandingkan dengan menggaji beberapa jurnalis, selain itu juga karena ini merupakan sebuah mesin atau teknologi maka proses produksi berita dapat dilakukan kapan saja berbeda dengan jurnalis manusia yang pastinya membutuhkan waktu untuk beristirahat.

2.   Dengan adanya jurnalisme robot ini, akankah masih dapat memunculkan kesalahan dalam berita?
Jawaban yang pasti adalah tentu masih akan ada kesalahan kesalahan dalam berita karena berita ini dihasilkan dari sebuah alat mekanis atau teknologi yang diciptakan atau dibuat oleh manusia sehingga peran manusia masih sangat dibutuhkan terutama untuk saat ini dimana teknologi robotorial tersebut masih dalam tahap pengembangan agar lebih banyak lagi berita yang dapat diproduksi. Kesalahan-kesalahan dalam berita pasti akan ada seperti data yang kurang tepat atau bahkan data yang salah bisa juga datang dari robotorial tersebut yang mengalami gangguan sehingga menyebabkan kesalahan pada data yang masuk.
Untuk itu karena teknologi ini merupakan buatan manusia maka tidak mungkin alat ini dapat bekerja dengan sendirinya untuk itu tetap perlu adanya orang baik itu jurnalis ataupun orang yang mengerti komputer atau pemrograman untuk tetap mengawasi alat itu untuk meminmalisir kesalahan pada berita apabila hal tersebut terjadi agar dapat segera ditangani agar tidak terjadi efek yang lebih serius lagi.


Jadi kesimpulan dari kedua pertanyaan tersebut adalah jurnalisme robot merupakan sebuah alat atau teknologi buatan manusia yang tentunya itu masih dapat terjadi kesalahan-kesalahan baik itu pada alat atau teknologinya bisa juga pada beritanya, untuk itu peran manusia sebagai wartawan atau reporter masih sangat dibutuhkan apalagi pada saat ini yang masih dalam proses pengembangan agar lebih banyak lagi berita yang dapat diproduksi. Manusia seperti jurnalis dan juga ahli komputer atau pemrograman masih sangat dibutuhkan untuk terus mengawasi, ahli IT atau komputer mengawasi apabila terjadi kesalahan pada alat sedangkan reporter atau wartawan mengawasi bagian berita untuk mengantisipasi kesalahan atau kekeliruan data yang bisa saja menjadi sebuah hoax. Dan satu hal yang pasti jurnalis atau reporter akan terus ada sebelum teknologi ini bisa atau mampu mengumpulkan data, wawancara narasumber menganalisis serta memferivikasi data sendiri tanpa bantuan manusia.

-RSU-


Sumber Referensi  :

Jurnalisme Robot dalam Media Daring Beritagar.id
Oleh : Sri Oktika Amran, Irwansyah

Praktik Jurnalisme Robot, Senjakala Jurnalis?
Oleh : Eko Razaki

Jurnalisme Robot, Mempermudah Kerja Jurnalistik atau Menggusur Wartawan ?
Oleh : Gabriela Natasya Manueke

MENCARI CINTA Halo kawan, pada postingan kali ini seperti judul blog ini yaitu mencari cinta, tapi btw siapa sih yang sedang mencari...


MENCARI CINTA

Halo kawan, pada postingan kali ini seperti judul blog ini yaitu mencari cinta, tapi btw siapa sih yang sedang mencari cinta? Aku?. Oh tentu tidak haha.. ya walaupun memang jomblo sih, tapi mencari cinta kali ini adalah sebuah judul album dari seorang penyanyi pria di Indonesia yang memang terkenal hingga sekarang. Siapa sih dia???

Pria dengan darah Batak yang mengawali karier setelah menjadi runner up ajang pencarian bakat di televisi, siapa lagi kalau bukan Judika Nalon Abadi Sihontang atau terkenalnya Judika. Lalu kenapa sih memilih album dari judika untuk di review?. Sebenarnya saya sendiri ada dua opsi pilihan album yaitu album “X” milik Agnez Mo dan juga album BlackPink yang saya sendiri tidak tahu judulnya tapi yang jelas keseluruhannya berwarna pink haha. Tetapi karena keseluruhan lagunya berbahasa asing jadi ada kendala tersendiri pastinya dan untuk album BlackPink sendiri sebenarnya kepunyaan teman kosku yang kupinjam hanya untuk kepentingan instastory semata hahaha. Tapi pada akhirnya memutuskan untuk memilih album ini saja karena ya memang akhir-akhir ini lagi sering dengerin lagunya abang Judika hehe.

Well balik lagi ke topik pembahasan. Jadi album “Mencari Cinta” ini rilis pada tahun 2013 dimana didalamnya terdapat 14 judul lagu. Lalu apa saja sih judulnya dan kira-kira apa pesan yang ingin disampaikan dari lagu-lagu tersebut dan lagu manakah yang paling saya sukai. Baiklah langsung saja dari lagu yang pertama : 
  1. Aku Yang Tersakiti – sesuai liriknya “oh tuhan tolonglah aku hapuskan rasa cintaku akupun ingin bahagia walau tak bersama dia” jelas lagu ini bercerita untuk melupakan seseorang yang telah menyakitinya setelah orang tersebut memilih orang lain dan memilih untuk memutuskan hubungan asmaranya.
  2. Setengah Hati Merindu – lagu ini bercerita tentang kerinduan dan penantian terus menerus terhadap seseorang walapun mungkin orang tersebut bukan takdir ataupun jodohnya.
  3. Sampai Akhir ­– Lagu ini merupakan duet Judika dengan sang istri Duma, lagu ini bercerita tentang kesetiaan hingga akhir hidup, selama masih bernaoas, jantung masih berdetak tidak akan pernah mendua kelain hati. Uhh cocuitnya…😍😍
  4. Mama Papa Larang – lagu ini merupakan penggambaran perjuangan cinta seorang Judika terhadap sang istri yang pada saat itu harus terganjal oleh restu orang tua dari sang istri sebelum akhirnya mendapatkan restu dan akhirnya menikah.
  5. Ku Tak Mampu – lagu ini bercerita untuk melupakan seseorang yang dicintainya namun apalah daya tetap saja tidak bisa. Sesuai dengan liriknya “Biarkan kucoba untuk melupakanmu walapun ku tak mampu”.
  6. Kau Masih Milikku – lagu ini bercerita tentang apapun keadaannya dan bagaimanapun situasi hati tetap kamu masih utuh milikku dan tidak boleh ada orang lain yang memilikimu.
  7. Bukan Dia Tapi Aku – lagu ini bercerita untuk melupakan seseorang karena merasa ini adalah hal yang paling terbaik walapun besar cintanya lebih dari besarnya cinta orang lain yang sedang mencintai dirinya juga. Namun apapun itu biarlah diri sendiri saja yang mengetahui dan merasakan.
  8. Tercipta untukku – lagu ini bercerita tentang seseorang yang telah ditakdirkan untuk menjadi milik seseorang untuk selamanya. Sesuai liriknya “jangan pernah kau berpaling dariku karena kau tercipta untukku”.
  9. Cinta Satukan Kita – lagu yang satu ini menceritakan agar selalu bersyukur dalam keadaan apapun karena masih banyak orang-orang yang menyayangi kita, cintalah yang menyatukan hubungan kita semua.
  10. Magnet – lagu ini bercerita tentang seseorang yang diibaratkan seperti sebuah magnet yang dapat menarik perhatiannya.
  11. Bukan Rayuan Gombal – lagu yang satu ini bercerita bahwa tiada lagi orang lain selain dirimu yang ada dihatiku.
  12. Tiada Lagi – lagu ini bercerita tentang sudah tak ada lagi harapan, impian dari sebuah hubungan, semua rasa kecewa, sedih menjadi satu.
  13. Bahagia Dengan Memberi – lagu ini bercerita tentang dunia yang kekurangan cinta dan kasih sayang maka dari itu diharapkan dapat membahagian terhadap sesama walaupun hanya mampu sebatas memberi senyuman. Bantulah mereka yang sedang membutuhkan bantuan.
  14. Takut liriknya “takut takut ku tak berani lagi jumpa dia untuk bercinta. Takut takut tunggu tunggu ya sayang, lima tahun lagi kau datang padaku”. Kira-kira maksudnya apa ya guys haha. 😂

Well itulah keempat belas judul lagu dan juga cerita-cerita lagunya yang dapat saya simpulkan dengan sedikit ke sok tahuan saya haha. Lalu dari keempat belas lagu tersebut mana sih lagu yang bisa dikatakan paling disukai?.  Kalau saya sendiri ada beberapa judul lagu di album ini yang saya sukai dan saya rasa orang lainpun banyak yang menyukai karena memang  lagu-lagu tersebut sudah hits sejak lama hingga sekarang.

Baiklah, lagu yang paling saya suka di album ini adalah lagu Sampai Akhir karena dari lirik lagunya pun “Selama napasku masih berdesah, dan jantungku terus memanggil indah namaku, takkan pernah hati ini mendua, sampai akhir hidup ini”. Simple namun mengajarkan arti untuk terus tetap setia dan tak akan mendua sampai kapanpun.

Demikianlah review album Mencari Cinta milik abang Judika, So guys lagu mana nih yang kalian suka dari sema lagunya abang Judika?.


-Salam Bucin-

😘RSU😘

JAM MALAM KAMPUS Mulai tanggal 1 April 2019 lalu jam malam kampus di Universitas Tidar mulai diberlakukan. Hal ini sesuai dengan Surat...


JAM MALAM KAMPUS

Mulai tanggal 1 April 2019 lalu jam malam kampus di Universitas Tidar mulai diberlakukan. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Rektor Universitas Tidar Nomor 58/UN57/HK.02/2019 yang diedarkan oleh cleaning service kampus pada tanggal 25 Maret 2019. Terdapat 4 poin isi dari surat edaran tersebut sesuai dengan hasil rapat rektor pada tanggal 20 Maret yang isinya adalah :

Poin pertama berisi “Semua unit kerja dan ormawa untuk senantiasa menjaga kebersihan di lingkungan kerjanya.”
Poin dua berisi “Untuk kegiatan kurikuler dan non kurikuler dilingkungan kampus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku mulai dari jam 07.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB.”
Poin ketiga berisi “Kepada seluruh komponen baik pegawai maupun mahasiswa dilarang untuk menginap di kampus.”
Poin keempat berisi “Dilarang membawa barang-barang yang tidak sesuai dengan kegiatan kemahasiswaan.”

Ada hal yang menarik setelah beredarnya surat keputusan rektor tersebut, bukannya mendapatkan persetujuan dan segera dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terkait melainkan mendapat banyak sekali penolakan dari mahasiswa itu sendiri dan terlebih lagi dari pihak Keluarga Mahasiswa (KM), Organisasi Mahasiswa (Ormawa) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Kebanyakan dari mereka kecewa karena pada saat penyusunan aturan tersebut tak ada satupun pihak mahasiswa yang dilibatkan dan ada juga yang mengatakan aturan dibuat karena dipaksakan dan menganggp rektor bertindak otoriter.

Pihak-pihak terkait diatas menolak poin nomor dua dan tiga yang dirasa akan membatasi ruang gerak dan produktivitas dari KM, Ormawa dan juga UKM. Melalui fitur stories di media sosial dan juga whatsapp, banyak mahasiswa yang berbondong bondong menanggapi fenomena ini terlebih lagi dengan perkataan dari pihak Wakil Rektor 2 yang pada intinya mengatakan bahwa tugas mahasiswa ya belajar, jika ingin fokus pada kegiatan seni lebih baik pindah institusi, serta “kalau hanya sekadar rapat, kan bisa di cafe seperti anak saya”. Melihat hal tersebut, banyak mahasiswa yang menanggapinya dari mulai yang hanya untuk guyon sampai respon yang serius.

Melihat fenomena tersebut diatas, saya sendiri sebagai mahasiswa yang biasa-biasa saja di kampus ini sebenarnya setuju saja dengan diberlakukannya jam malan ataupun sesuai dengan isi poin no 2 dan 3 tetapi dengan catatan batasan jam malam janganlah jam 21.00 WIB. Akan lebih baik jika jam malam berlaku mulai dari jam 00.00 WIB atau paling lambat 00.30 WIB, saya rasa ini akan menjadi lebih efektif mengingat jam perkuliahanpun hingga malam jadi kalaupun ada rapat dan masih harus menunggu anggota yang lain masih bisa dilaksanakan dan tidak terburu buru waktu jika jam malam itu diundur.

Dan saya rasa memang kebanyakan dari KM, Ormawa dan UKM terkhusus untuk UKM memang lebih sering melakukan kegiatan latihan pada malam hari seperti PSM GST dan juga Bengkel Seni pada saat akan ada event yang akan mereka ikuti dan saya sendiripun beberapa kali pernah melihatnya langsung. Saya rasa mereka melakukan kegiatan latihan dimalam hari karena disaat itulah memang kemungkinan semua anggota yang terlibat dapat berkumpul dan mengikuti latihan, jadi wajar saja jika tiba-tiba jam malam tersebut diberlakukan memang akan membatasi ruang mereka.

Salah satu cara lain untuk berlakunya jam malam tersebut adalah peningkatan fasilitas sarana dan prasarana, mengingat Universitas Tidar sendiri sudah bukan lagi universitas swasta seperti dulu. Melihat perkuliahan yang dilakukan hingga malam hari memang salah satunya dikarenakan keterbatasan ruang sehingga antar prodi atau fakultas pun harus bergantian. Bahkan karena hal inilah saya sendiri sudah tidak asing dengan kata-kata “Prodi kamu kan numpang di fakultas saya”.

Ya, memang tahun ini Universitas Tidar memasuki tahun ke lima sebagai universitas negeri dan memang bisa dibilang masih proses penyesuaian untuk lebih baik, namun untuk masalah penambahan sarana ruang perkuliahan saya sendiri sampai saat ini belum lagi mendengar kabar akan ditambahnya ruangan atau pembangunan gedung baru, walapun sudah setengah jalan saya kuliah disini dan dulu saat pertama masuk sudah ada presentasi tentang gedung baru serta dilakukan survey untuk gedung rektorat, tapi sampai sekarang ini masih nihil informasi kelanjutannya.

Satu hal lagi yang cukup menarik untuk dibahas adalah tentang WR 2 yang mengatakan “kalau hanya sekadar rapat kan bisa di cafe seperti anak saya.” Saya rasa kalau jam perkuliahan masih sampai malam hari akan sama jadinya seperti berlakunya jam malam kampus mengingat walapun Magelang itu Kota namun termasuk kota yang kecil. Saya sendiri merasakan memang disini jumlah cafe tidak terlalu banyak dan jam bukanya pun rata-rata pukul 22.00 maksimal pukul 23.00 tidak ada yang 24 jam lalu kalau begitu walapun sudah di cafe atau diarea luar kampus tetap saja dibatasi oleh waktu. Tidak jauh beda dengan berlakunya jam malam dikampus.

Siang tadi, 4 April 2019 telah dilaksanakan sidang senat terbuka dies natalis Universitas Tidar namun ada pemandangan yang menarik diluar kampus dimana terdapat sebuah banner yang berisis permintaan pencabutan peraturan jam malam kampus itu, namun tidak lama setelah bereda di media whatsapp, banner diturunkan dari pihak kampus. Banner itu juga terdapat tulisan dari “Kamum Kafe” dan “Kaum Minoritas” dimana mahasiswa dianggap sebagai kaum minoritas oleh WR 2 dan kaum kafe yang dimana kebanyakan mahasiswa tidak punya uang untuk nongkrong di kafe. “buat makan aja masih mikir-mikir, apalagi buat nongkrong di kafe. Butuh berapa duit yang harus dikeluarkan setiap hari.?”. begitu kata mahasiswa bidikmisi yang tergabung kedalam KM, Ormawa ataupun UKM.

Kesimpulannya saya pribadi masih kurang setuju dengan berlakunya jam malam terlebih jam 21.00, biarpun saya sendiri tidak tergabung di KM, Ormawa ataupun UKM tetapi sempat melihat foto dengan tulisan “Terkunci dirumah sendiri” dimana banyak mahasiswa yang tidak diperbolehkan masuk dan menunggu di pintu gerbang kampus. Saya merasa hal tersebut tidak etis karena terkesan memaksa mahasiswa untuk pulang dan tidak diperbolehkan berada di kampus.

*Pic : LPM MATA, Whatsapp

-RSU-

Online Journalism and Civic Life Apakah jurnalisme online adalah aktor komunikatif , lalu b agaimana media baru khususnya dalam jurna...


Online Journalism and Civic Life

Apakah jurnalisme online adalah aktor komunikatif, lalu bagaimana media baru khususnya dalam jurnalisme?. Bab ini menganalisis pengalaman dalam jurnalisme online yang berusaha menggunakan teknologi informasi dan komunikasi  untuk lebih mengembangkan dan memobilisasi peran media baru dalam representasi masyarakat yang semakin kompleks.

Komunikasi dan Model Demokrasi

Baru-baru ini, para ahli teori demokrasi menyoroti peran media yang semakin penting sebagai arena debat public di era komunikasi massa dan politik massa. Lippmann (1922) mengatakan  peran pers adalah sebagai jembatan antara massa dan orang dalam yang kuat yang membantu merumuskan kebijakan para pembuat keputusan terpilih, sementara Dewey (1927) melihat peran jurnalisme adalah memungkinkan warga berpartisipasi dalam wacana demokrasi.
Salah satu teori yang berkaitan dengan komunikasi publik dan peran yang dilakukan oleh media adalah model demokrasi deliberatif, teori yang berupaya mengungkap komponen rasional antara warga negara dalam proses politik. Demokrasi yang disengaja sangat bertolak belakang dengan beberapa teori politik elitis yang berlaku yang menekankan tindakan pemilihan individu sebagai lembaga sentral demokrasi. Dengan memahami demokrasi sebagai mekanisme untuk memilih pemimpin politik dalam persaingan antar partai melalui pemungutan suara, model elitis menyamakan dinamika politik dengan pasar sampai batas tertentu.

Makna Ruang Publik

Ruang publik dipandang secara demokratis sebagai penciptaan prosedur di mana mereka yang dipengaruhi oleh norma-norma sosial umum dan keputusan politik kolektif dapat memiliki suara dalam formulasi mereka. Ruang publik juga sudah dianalisis menjadi beberapa poin:
  1. Ruang publik dapat dipertimbangkan sebagi jaringan yang luas mengenai masalah sosial.
  2.  Ruang publik telah diperhitungkan dan dipertimbangkan oleh lembaga-lembaga parlementer
  3.  Ruang publik digunakan sebagai jaringan yang cocok untuk mengkomunikasikan masalah dan pendapat.

Jadi kesimpulannya bahwa publik harus terkonseptual sebagai sesuatu yang bukan hanya sebagai khalayak media dan realitas sebagai proses interaksi diskrusif, namun dalam masyarakat yang kompleks dan termediasi kuat semakin sulit untuk membayangkan ruang publik aktual dan dimensi fundamental dari interaksi tanpa pertemuan warga dengan media dimana terjadi banyak proses komunikatif untuk memahami masalah sosial dan realitas politik.

Cara Baru Meningkatkan Kewarganegaraan
Terlepas dari pengakuan akan peran penting media dalam proses demokrasi, sosiologi komunikasi telah menimbulkan pertanyaan serius mengenai potensi kewarganegaraan media.

  1. Industri media pada dasarnya didorong oleh rasionalitas ekonomi yang bergerak menjauh dari persyaratan sipil.
  2. Tugas menetapkan agenda sebagian besar diambil oleh politisi dan jurnalis dari media besar.
  3. Membangun hierarki kredibilitas berdasarkan kekuatan, legitimasi, dan otoritas.
  4. Dalam wacana dan praktik berita, kerangka dan tipifikasi adalah struktur kognitif dasar yang memandu persepsi dan representasi realitas.
Banyak kritik yang ditujukan kepada media massa sehingga munculah jurnalisme online yang menyajikan alternatif bagi fitur yang tidak diinginkan media massa. Sistem pada media massa, membuka agenda untuk isu-isu yang tidak akan pernah disorot dalam media tradisional, lebih memperhatikan sumber-sumber alternatif dan selanjutnya ke sudut pandang baru, memfasilitasi dialog publik di antara warga dan akhirnya menghindari penggunaan berlebihan dari tipifikasi dan rutinitas dari ruang redaksi tradisional.

Dari Jurnalisme Publik ke Jurnalisme Warga
Gerakan jurnalisme publik, umumnya dipandang sebagai pendahulu jurnalisme warga, muncul sekitar tahun 1990, di media cetak dan audiovisual, dari kesadaran kritis para akademisi dan jurnalis yang terbangun oleh kurangnya minat audiensi pada informasi politik yang dimediasi jurnalistik dan juga oleh rendahnya tingkat jurnalisme warga.

Tujuan jurnalisme publik dalam membantu demokrasi menurut Nip (2006: 6) adalah sebagai berikut:
  1. Untuk terhubung ke komunitas
  2. Untuk melibatkan individu sebagai warga negara.
  3. Untuk membantu musyawarah publik dalam mencari solusi.
Saat ini, jurnalisme warga muncul sebagai fase kedua jurnalisme publik yang sangat terkait dengan kemajuan jurnalisme online. Jadi, dengan kemunculan internet sebagian besar pengalaman jurnalisme publik diterapkan pada jurnalisme online. Jurnalisme warga, yang diikuti oleh net-citizen dan reporter warga, muncul sebagai jurnalisme publik tahap kedua, berkat potensi yang diizinkan oleh internet. Internet telah memberi orang-orang biasa dengan akses gratis ke sejumlah besar informasi dan dengan sarana untuk berbagi informasi dan memfasilitasi diskusi tentang masalah-masalah kepentingan publik.
Keutungan dari jurnalisme warga :
  1. Memungkinkan akses ke distribusi produksi publik pesan oleh banyak orang.
  2. Memungkinkan liputan berita tentang masalah yang tidak menguntungkan media tradisional.
  3. Berwenang, berkat fitur interaktifnya (termasuk kemampuan untuk menambahkan komentar ke artikel).
Jurnalisme partisipatif
Menurut Nip (2006: 12) istilah "jurnalisme partisipatif" memiliki beberapa kekhasan yang berbeda dari jurnalisme warga. Dalam jurnalisme partisipatif, pengguna berita dapat berpartisipasi dalam proses pembuatan berita dengan berbagai cara, tetapi kontribusi pengguna dikumpulkan dalam bingkai yang dirancang oleh para profesional di dalam konteks arus utama.

Perbedaan antara jurnalisme warga dan partisipatif
Nip (2006: 14) mengurangi perbedaan antara jurnalisme warga dan partisipatif menjadi intervensi atau ketidakhadiran jurnalis profesional. Jadi, foto-foto yang diambil dari tsunami di Asia Selatan oleh para wisatawan dan penduduk lokal pada bulan Desember 2004 akan menjadi warga negara kita jika mereka diterbitkan oleh orang-orang itu sendiri, tetapi akan menjadi jurnalisme partisipatif jika materi itu diserahkan kepada sebuah organisasi berita arus utama untuk publikasi.

Keterkaitan Media Saat Ini
Berbicara media massa dan online saat ini khususnya di indonesia memang sangatlah banyak dan beragam, namun dibalik keberagaman dan banyaknya media media yang dapat mempermudah akses informasi itu sebenarnya hanya milik beberapa orang saja, maksudnya satu orang dapat memiliki beberapa media. Selain itu juga seperti sudah menjadi rahasia umum bahwa suatu media baik itu massa maupun online di indonesia terkadang cendrung terhadap salah satu partai politik dan bahkan terkadang dalam memberitakan tidak segan untuk menyudutkan pihak lawan atau partai poitik lain. Hal ini terkait dengan kepemilikikan media tersebut yang juga terjun kedalam partai politik sehingga terkadang dalam menayangkan pemberitaan, media atau wartawan masih harus mengikuti apa kemauan pemilik media.

-RSU-

Konvergensi   Media Konvergensi sendiri memiliki beberapa pengertian seperti konvergensi sebagai produk yaitu teknologi yang berbeda d...


Konvergensi  Media

Konvergensi sendiri memiliki beberapa pengertian seperti konvergensi sebagai produk yaitu teknologi yang berbeda dan disatukan oleh digitalisasi. Pengertian konvergensi sebagai sistem adalah sebuah fenomena yang terjadi diberbagai bidang yang berbeda tetapi saling berhubungan dan memiliki timbal balik. Sedangkan pengertian konvergensi media adalah fenmena bergabungnya berbagai media yang awalnya dianggap berbeda atau terpisah baik itu media cetak atau elektronik, tradisional ataupun modern berubah atau melebur menjadi ke dalah sebuah media tunggal. Konvergensi ini telah merambah dan mengubah berbagai aspek kehidupan manusia seperti ekonomi, sosial, budaya, politik, pola berpikir, gaya hidup dan juga perilaku konsumsinya.

Lalu adakah pengaruh dari konvergensi media pada diri saya dan apakah contohnya.
Konvergensi akan sangat mungkin terjadi jika konten sudah ada dalam bentuk digital, dimana komputer dan internet memiliki pengaruh yang kuat didalamnya. Namun saya rasa internetlah yang memiliki pengaruh terkuat dimana dengan sistem jaringannya ia dapat membuat komunikasi menjadi tak terhalang ruang dan waktu. Nah langsung saja, pada saat ini semua orang rasanya sudah terpengaruh oleh majunya teknologi dan juga konvergensi dari media, termasuk saya. Dan saya rasa kebanyakan orang saat ini akan terpengaruh kuat dengan yang namanya smartphone  karena hampir semua kalangan memilikinya bahkan anak balita pun sudah mulai dikenallkan dengan smartphone dan juga orang orang yang sudah terblang tidak muda lagi yang dulunya gaptek sekarang jauh lebih tau teknologi. Pengaruh positif pasti banyak salah satunya kecepatan akses informasi, mempermudah dan mempersingat waktu dan membantu banyak hal dalam pekerjaan atau kegiatan sehari-hari. Dan pengaruh negatifnya pun tidak kalah banyak, yang saya rasakan adalah lebih banyak menunda nunda pekerjaan hanya untuk sebuah smartphone. Memang saya menyadarinya dan kadang saya berkata saya harus melakukan pekerjaan ini. Membuat tugas misalnya, mencuci, ataupun membersihkan kost, namun semua hal itu terkadang hanya sebuah wacana saja. Hahaha...

Sedikit cerita waktu akhir di bangku SMP, saya mengalami kecanduan sebuah aplikasi atau sebuah media sosial yaitu Twitter sebuah jejarng sosial mikroblog yang penggunanya dapat menulis apa saja hingga maksimal 140 karakter sebelum akhirnya pada tahun 2017 lalu karakter tersebut ditambah manjadi 280. Dengan fitur timeline dan # (hashtag) untuk trending topic membuat saya tertarik dengan media ini. Dengan adanya timeline ini semua informasi terbaru terus berjalan dan terus terupdate dengan ditambah lagi fitur trending topicnya itu segala informasi yang sedang banyak dibicarakan dapat diketahui.

Setiap hari saya menggunakan HP saya untuk mengakses Twitter dan hal ini berlangsung cukup lama dari kelas 3 SMP hingga pertengahan kelas 1 SMA. Hingga pada akhirnya HP yang biasa saya gunakan rusak dan belum bisa membeli yang baru dan pad saat itu saya merasakan dari sisi emosional merasa sedih, merasa ada yang hilang dan juga merasa ada yang kurang karena karena sama sekali dapat mengakses Twitter namun pada saat itu saya belum menyadari bahwa saya kecanduan sebuah media dan barulah setelah kurang lebih menjelang akhir masa SMA saya baru menyadari akan hal tersebut karena saya mengalami hal seperti itu sebanyak 2 kali dan hal yang dapat menghentikan kecanduan itu untuk sementara ini adalah rusaknya alat yang digunakan untuk mengakses karena hal itu juga yang benar-benar membuatku tidak terlalu intens mengakses seperti dulu.

Nah, mungkin hanya itu sedikit cerita tentang konvergensi media yang terjadi padaku, dari yang dulunya hanya bisa membaca tentang cerita pengalaman dari orang lain melalui tulisan tulisan di koran yang saya baca ketika SD hingga sekarang semua orang dapat bercerita dan menulis diberbagai media online dan semua orang pun dengan mudahnya dapat mengakses termasuk saya, sampai dapat beruba beberapa pola hidup termasuk juga dari sisi emosional saya.

Lalu apakah kalian pernah mengalami konvergensi media juga ?
-RSU-

Introduce My Self Hallo.. selamat datang di halaman blog kecilku ini. Perkenalkan namaku Rahmiko Setyo Utomo dan teman temanku bia...


Introduce My Self

Hallo.. selamat datang di halaman blog kecilku ini.

Perkenalkan namaku Rahmiko Setyo Utomo dan teman temanku biasa memanggilku Miko.
Aku lahir di Purbalingga, sebuah kabupaten kecil di Jawa Tengah pada saat Indonesia mengalami masa revolusi. Terlahir dari keluarga yang dibilang berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari walaupun Mama hanya lulusan sekolah rakyat dan Bapak lulusan SMA.

Aku satu-satunya anak laki-laki, kakak dan adikku perempuan dimana kami diberikan nama marga yang sama yaitu “Rahmiko” yang digunakan kami di awal nama, so bisa dikatakan kalau nama Rahmiko adalah kepemilikan bersama. Hahaha

Aku memulai pendidikan di bangku taman kanak-kanak pertiwi Tlahab Lor, sekolah dasar negeri 2 Tlahab Lor, SMP dan SMA 1 Bobotsari dan sekarang sedang menerusksan pendidikan di Universitas Tidar program studi Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi jurnalistik.

Sedikit saja fakta tentang diriku, sampai sekarang aku tidak suka dengan buah rambutan karena ada cerita tersendiri saat masih kecil. Dan jika kebanyakan anak laki-laki menyukai olahraga sepak bola, tapi aku lebih memilih bulutangkis, karena sedari kecil sudah dikasih tontonan seperti itu.

Demikian perkenalan singkat tentang diriku, hope you enjoy with my content 😇