JURNALISME ROBOT
Jurnalisme
Robot atau Robot Journalism merupakan bentuk dari computer-assisted reporting yaitu proses penggunaan riset database
online yang digunakan untuk melengkapi metode pemberitaan yang masih
tradisional. Robot yang dimaksud disini bukanlah robot yang berbentuk fisik
yang dirangkai sedemikian rupa melainkan robot disini adalah kecerdasan buatan
yang dibuat guna mengumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan dalam
penulisan berita.
Dengan
munculnya jurnalisme ini terlebih di Indonesia menimbulkan beberapa pertanyaan
seperti : Dengan adanya jurnalisme robot ini, apakah peran manusia sebagai
seorang jurnalis atau wartawan atau pewarta akan tergantikan?, lalu dengan
adanya jurnalisme robot ini akan masih memunculkan kesalahan dalam berita?.
Nah, di blog kali ini akan ada opini tentang kedua
pertanyaan tersebut tadi.
Pembahasan
1.
Dengan
adanya jurnalisme robot ini, apakah peran manusia sebagai jurnalis atau
reporter atau pewarta akan tergantikan?
Untuk saat
ini saya rasa peran manusia sebagai jurnalis atau reporter atau pewarta belum akan
tergantikan oleh robot ini, mengingat teknologi ini masih sangat jarang
digunakan di Indonesia, walaupun sudah ada yang mulai menerapka sebagai contoh
media beritagar namun yang pastinya itu masih memiliki banyak
kekurangan dan masih banyak lagi hal-hal yang harus dikembangkan seperti contoh
bahasanya yang masih terlalu kaku sehingga hasilnya pasti jelas berbeda dengan
yang dihasilkan oleh manusia. Mengutip dari situs remotivi, petinggi beritagar mengtakan untuk pertanyaan ini
justru dengan adanya jurnalisme robot ini maka seorang jurnalis atau reporter
akan sangat terbantu karena waktu yang biasanya tersita untuk mengerjakan hal yang bersifat klerikal
dapat digunakan untuk mengerjakan hal lain seperti laporan investigasi atau
sesuatu yang mendalam. Selain itu, jurnalis sekaligus editor beritagar
Muammar Fikrie mengatakan :
Dia (robotorial)
memudahkan kerja kami, kalau yang sudah punya pattern buat apa harus dikerjakan
sama kita (wartawan) lagi. (teknologi) robot itu membaca pattern, hal-hal yang
sudah pasti, sifatnya statistic, itu yang akan dia taruh.
Perlu
diingat juga seorang jurnalis terkadang diberikan tugas untuk mencari 10 berita
atau lebih oleh atasannya, tentu ini akan sedikit membantu para jurnalis. Namun
bisa saja puluhan tahun yang akan datang tugas seorang jurnalis akan semakin
sedikit dengan pengenmbangan jurnalisme robot ini mengingat perusahaan bisa
saja memikirkan tentang biaya yang hemat karena dengan adanya jurnalisme robot
ini biaya yang dikeluarkan hanya untuk pengembangan dan juga pemeliharaan
dibandingkan dengan menggaji beberapa jurnalis, selain itu juga karena ini
merupakan sebuah mesin atau teknologi maka proses produksi berita dapat
dilakukan kapan saja berbeda dengan jurnalis manusia yang pastinya membutuhkan
waktu untuk beristirahat.
2.
Dengan adanya
jurnalisme robot ini, akankah masih dapat memunculkan kesalahan dalam berita?
Jawaban yang
pasti adalah tentu masih akan ada kesalahan kesalahan dalam berita karena
berita ini dihasilkan dari sebuah alat mekanis atau teknologi yang diciptakan
atau dibuat oleh manusia sehingga peran manusia masih sangat dibutuhkan
terutama untuk saat ini dimana teknologi robotorial tersebut masih dalam tahap
pengembangan agar lebih banyak lagi berita yang dapat diproduksi. Kesalahan-kesalahan
dalam berita pasti akan ada seperti data yang kurang tepat atau bahkan data
yang salah bisa juga datang dari robotorial tersebut yang mengalami gangguan
sehingga menyebabkan kesalahan pada data yang masuk.
Untuk itu
karena teknologi ini merupakan buatan manusia maka tidak mungkin alat ini dapat
bekerja dengan sendirinya untuk itu tetap perlu adanya orang baik itu jurnalis
ataupun orang yang mengerti komputer atau
pemrograman untuk tetap mengawasi alat itu untuk meminmalisir kesalahan pada
berita apabila hal tersebut terjadi agar dapat segera ditangani agar tidak
terjadi efek yang lebih serius lagi.
Jadi kesimpulan
dari kedua pertanyaan tersebut adalah jurnalisme robot merupakan sebuah alat
atau teknologi buatan manusia yang tentunya itu masih dapat terjadi kesalahan-kesalahan
baik itu pada alat atau teknologinya bisa juga pada beritanya, untuk itu peran
manusia sebagai wartawan atau reporter masih sangat dibutuhkan apalagi pada
saat ini yang masih dalam proses pengembangan agar lebih banyak lagi berita
yang dapat diproduksi. Manusia seperti jurnalis dan juga ahli komputer atau pemrograman masih sangat dibutuhkan untuk terus mengawasi, ahli IT atau komputer mengawasi
apabila terjadi kesalahan pada alat sedangkan reporter atau wartawan mengawasi
bagian berita untuk mengantisipasi kesalahan atau kekeliruan data yang bisa
saja menjadi sebuah hoax. Dan satu
hal yang pasti jurnalis atau reporter akan terus ada sebelum teknologi ini bisa
atau mampu mengumpulkan data, wawancara narasumber menganalisis serta
memferivikasi data sendiri tanpa bantuan manusia.
-RSU-
Sumber Referensi :
Jurnalisme
Robot dalam Media Daring Beritagar.id
Oleh :
Sri Oktika Amran, Irwansyah
Praktik
Jurnalisme Robot, Senjakala Jurnalis?
Oleh :
Eko Razaki
Jurnalisme
Robot, Mempermudah Kerja Jurnalistik atau Menggusur Wartawan ?
Oleh :
Gabriela Natasya Manueke
0 komentar: